
Hari tanpa es pertama di Samudra Arktik bisa tiba secepatnya dekade ini. Apa penyebabnya?
Ahli iklim dari Universitas Colorado (CU) Boulder dan Universitas Gothenburg telah menggunakan model komputer untuk menyelidiki kapan Arktik akan mengalami hari tanpa es pertamanya. Dalam konteks ini, 'tanpa es' berarti area es laut seluas 1 juta kilometer persegi (386.000 mil persegi) atau kurang.
Baca juga: Tanam Pohon Selama 46 Tahun, China Sulap Gurun Kering & Panas Jadi HutanBaca juga: Megatsunami 200 Meter 'Sapu' Greenland, Tanda Perubahan Iklim?Tim tersebut menggunakan 11 model iklim yang berbeda untuk menjalankan 366 simulasi perubahan iklim dari tahun 2023 hingga 2100. Mereka menemukan jika hari tanpa es pertama di Arktik muncul dalam berbagai kemungkinan: bisa terjadi dalam waktu tiga tahun, atau mungkin tidak terjadi pada akhir abad ini.
Namun, sebagian besar simulasi meramalkan jika hari yang menentukan ini akan tiba dalam waktu 7 hingga 20 tahun. Itulah yang terjadi bahkan jika manusia mengurangi emisi gas rumah kaca mereka.
Sembilan simulasi mencapai hari tanpa es dalam waktu tiga hingga enam tahun. Skenario ini tidak mungkin terjadi tetapi menimbulkan risiko tinggi.
Penyebab Hari Tanpa Es di Samudra ArktikUntuk mencapai hari tanpa es, Bumi perlu melalui musim gugur, musim dingin, dan musim semi yang luar biasa hangat. Hal ini mempersiapkan musim panas berikutnya untuk mencairkan lebih banyak es laut. Jika pola ini bertahan selama tiga tahun berturut-turut, hari tanpa es pertama akan terjadi pada bulan September di tahun tertentu.
"Hari tanpa es pertama di Arktik tidak akan mengubah keadaan secara drastis," kata Alexandra Jahn, ahli iklim CU Boulder, dalam Science Alert dikutip Jumat (6/12/2024).
"Tetapi itu akan menunjukkan bahwa kita telah mengubah secara mendasar salah satu karakteristik penentu lingkungan alam di Samudra Arktik, yaitu tertutup oleh es laut dan salju sepanjang tahun, melalui emisi gas rumah kaca," sambungnya.
Luas Es Antartika Terus MenyusutJumlah es laut di Kutub Utara dan Antartika secara alami menyusut dan bertambah sepanjang tahun. Luas maksimum dan minimum telah dipantau sejak November 1978 untuk melacak dampak perubahan iklim.
Tahun ini, misalnya, luas es laut minimum tercatat pada 11 September, sebesar 4,28 juta kilometer persegi. Itu menjadikannya wilayah terkecil ketujuh yang pernah tercatat, dengan penurunan yang menunjukkan tren penurunan sebesar 12,4 persen per dekade.
Baca juga: BMKG Sebut Salju Abadi di Jayawijaya Akan Punah Beberapa Tahun MendatangDengan proyeksi ke depan, para ilmuwan sebelumnya telah memperkirakan kapan Kutub Utara akan bebas es selama sebagian besar musim panasnya.
Para peneliti tidak menyelidiki hal ini hanya untuk membuat orang-orang kecewa. Studi tersebut menemukan jika hari-hari tanpa es dapat terjadi pada tahun-tahun ketika pemanasan global melebihi 1,5 °C di atas garis dasar pra-industri .
Jika negara-negara dapat mematuhi pedoman yang ditetapkan dalam perjanjian itu, Arktik tanpa es dapat tertunda. Akan tetapi, 2024 berada di jalur yang tepat untuk menjadi tahun pertama pemanasan di atas 1,5 °C.

